Sabtu, 31 Mei 2014
Hari Selasa, 20 Mei 2014, tinggal satu hari lagi. Sobat BEMJ IAI, rasa-rasanya, jika tak ada halangan, sesuai rencana yang bulan lalu ditetapkan Kemdikbud, inilah hari yang ditunggu-tunggu, atau mungkin juga membuat merinding kamu para pelajar SMA/MA/SMK (termasuk Paket C dan Paket C Kejuruan) yang
telah melewati ‘pertarungan’ hebat melawan ‘brigade’ soal-soal Ujian Nasional beberapa waktu yang lalu. Inilah hari yang akan segera manjadi sejarah penting dalam timeline hidupmu. Karena di hari tersebut, kamu akan tahu keputusan apa yang tertulis dalam lembaran takdirmu; lulus, ataukah sebaliknya.
Mungkin
bagi kamu yang melewati UN kemarin dengan lancar alias jauh dari bingung,
menghadapinya dengan segudang penuh amunisi, rasa-rasanya, tidak ada alasan
untuk khawatir berlebihan. Seharusnya, kamu bisa menjalani hari-hari dengan
perasaan ringan. Toh kamu bisa mengerjakan soal-soal UN dengan mudah dan
lancar, bukan? Kalau sudah demikian, apalagi yang hendak dikhawatirkan?
Beda
halnya seandainya kamu menghadapi UN kemarin dengan ‘amunisi’ seadanya, contek
sana contek sini, clingak-clinguk,
menyandarkan nasib hanya pada kecurangan orang-orang di sekitarmu, detik-detik
menanti hasil pengumuman kelulusan, tentulah menjelma menjadi menjadi sebuah
penantian yang menyesakkan. Semakin dekat dengan hari itu, semakin sesak
rasanya rongga dadamu. Tak ubahnya menanti sebuah kematian. Berdebar-debar
bahkan hingga tidak enak makan, tidur pun tak nyenyak, galau, atau mungkin
uring-uringan, serta segenap perasaan tidak enak lainnya. Rawan galau, deh!
Namun,
apa pun yang terjadi nanti, lulus atau pun sebaliknya, persoalan ini seharusnya
tidak membuatmu gundah gulana. Kenapa? Karena baik yang lulus maupun tidak,
semuanya akan memikul beban masing-masing yang sama-sama tidak ringan.
Janganlah kamu berpikir bahwa dengan lulus UN itu adalah akhir dari segalanya.
Puncak dari semua kebahagiaan. Tidak. Sekali lagi saya katakan tidak.
Justru
setelah lulus nanti, kamu akan merasakan bahwa perjuangan hidup itu akan
semakin berat saja. Ibarat kamu bermain sebuah game dan kamu berhasil melewati
satu level tertentu, maka untuk selanjutnya, kamu akan dihadapkan pada level
berikutnya yang tentunya memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Lebih
susah untuk ditaklukkan.
Maka
setelah lulus SMA atau SMK nanti, kamu akan segera dihadapkan pada sebuah
persoalan baru; ke manakah alur kehidupanmu kamu arahkan? Ini bukan persoalan
mudah. Terutama bagi kamu yang mungkin belum memiliki rencana bahwa setelah
lulus nanti, kamu akan ke mana dan mau ngapain.
Kuliah atau kerja, atau…?
Bro
en Sis rahimakumullah, pembaca setia BEMJ IAI. Bagi mereka yang sudah punya
rencana, mungkin akan memikirkan untuk kuliah atau bekerja. Namun tak sedikit
juga yang bingung mau ngapain setelah lulus nanti. Belum sempat atau mungkin
sengaja abai dari memetakan rencana-rencana hidup ke depannya itu bagaimana.
Kuliah nggak, kerja pun ogah. Waduh!
Nah,
bagi kamu yang masih bingung mau ngapain setelah lulus nanti, ada satu hal yang
perlu kamu renungkan. Apa itu? Cobalah kamu keluar rumah. Lihatlah sekitar.
Carilah kaleng-kaleng bekas, batok kelapa, selokan-selokan mampet, dan lain
sebagainya yang mana di dalamnya terdapat air yang menggenang alias ‘enggan’
mengalir. Amatilah dan renungkanlah baik-baik.
Sobat
BEMJ IAI, kita semua pasti sepakat, bahwa air yang terlalu lama menggenang,
lama tidak mengalir, pastilah menjadi tempat yang baik untuk tumbuh dan
berkembangnya bibit-bibit penyakit. Kita ambil contoh selokan yang mampet
misalnya. Pastilah ia menjadi tempat ideal bagi nyamuk-nyamuk pembawa penyakit
untuk berkembang biak di sana. Pastilah ia akan mengeluarkan bau tak sedap yang
membuat mual dan pusing mereka yang mendekatinya. Bakteri-bakteri merugikan
juga pastilah senang berada di sana.
Maka
seperti itu jugalah hidup jika dibiarkan berhenti mengalir. Hidupmu itu akan
‘penyakitan’ jika dibiarkan berhenti begitu saja. Jangan biarkan hari-hari
setelah lulus nanti kamu isi dengan hanya makan – tidur – nongkrong – makan –
tidur – nongkrong, menghabiskan waktu hanya dengan kegiatan tak berarti.
Jangan! Karena itu sama saja kamu membuat hidupmu – dalam tanda kutip –
berhenti mengalir. Hidupmu akan penyakitan, Sobat. Kamu akan ringan saja; main
game melulu, ngegosip melulu, main gaple melulu, nonton sinetron melulu, dan
banyak lagi ‘melulu-melulu’ lainnya.
Maka
hidup harus terus bergerak maju, apa pun yang terjadi. Jika tidak, maka
sebenarnya, tinggal menunggu waktu untuk patah dan jatuh. Cobalah perhatikan
ketika kita naik sepeda. Tak ada pilihan lain supaya tidak jatuh selain terus
mengayuh, bukan? Membuat sepeda itu terus bergerak maju. Maka sekali kaki
enggan mengayuh dan sepeda berhenti, maka sebenarnya, di sanalah akhir dari
cerita naik sepeda itu sendiri.
Maka
jangan ragu untuk membuat hidupmu terus mengalir. Rencanakan segera apa saja
yang akan kamu lakukan setelah lulus sekolah nanti. Jangan sampai bingung mau
ngapain. Segera tentukan, kuliah atau bekerja. Tentukan segera target, kelak
kamu ingin menjadi apa. Maka ketika tujuan sudah ada dan target hidup sudah
dipancangkan, maka insya Allah, jalan hidupmu akan mengalir teratur. Hidupmu
akan senentiasa terarah untuk mengejar segenap target yang telah ditetapkan.
Jauh dari kesia-siaan.
Bro
en Sis rahimakumullah, pembaca setia BEMJ IAI. Mungkin ada di antara kamu yang
mengalami kondisi seperti ini: nggak kuliah karena tak punya biaya, terus nyari
kerja juga susah karena lamaran ditolak melulu. Bagaimana dong?
Maka
saya katakan di sini, jangan pernah berhenti berusaha hanya karena hal ini.
Jika surat lamaran kerjamu ditolak lagi dan lagi, maka kamu harus berprinsip,
buat serta kirim, lagi dan lagi. Ditolak lagi, cari lowongan lagi, kirim lagi.
Begitu seterusnya. Jangan pernah jadikan halang rintangan ini sebagai
pembenaran untuk berhenti berusaha. Kesulitan ada untuk dihadapi. Bukan untuk
ditakuti dan dihindari. Lihatlah, bahkan Allah Ta’ala menjanjikan bahwasanya
akan selalu ada kemudahan di balik sebuah kesulitan.
Allah
Ta’ala berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”(QS
al-Insyirah [94]: 6)
Juga
jangan lupa untuk mengiringi setiap usaha dengan doa. Karena setiap persoalan
yang ada di hadapan kita, sejatinya semuanya berada dalam genggaman Allah
Ta’ala. Mudah saja bagi Allah untuk mengubah setiap jalan cerita. Membentangkan
jalan kemudahan di tengah kesulitan. Oleh karenanya, hendaknya setiap harapan
itu seharusnya senantiasa bertumpu pada-Nya melalui doa-doa yang dipanjatkan.
Allah
Ta’ala berfirman dalam surat yang sama, yang artinya: “dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS
al-Insyirah [94]: 8)
Itu
sebabnya, selain mencari pekerjaan dan membuat surat lamaran kerja, sebenarnya
ada banyak hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk membuat hidupmu terus
mengalir. Misalnya, menambah dan mengasah keterampilan yang kamu miliki dengan
mengikuti kursus-kursus. Entah itu kursus komputer, menjahit, macam-macam. Atau
jika kamu punya saudara atau kenalan yang berkecimpung dalam dunia wirausaha,
kamu bisa mencoba untuk ikut di dalamnya. Sekalian belajar dan menimba
pengalaman di sana. Percayalah, semuanya ini tak akan pernah sia-sia.
Oya,
mungkin juga kamu bisa menjajal sejauh mana kreativitas yang terpendam dalam
dirimu dengan mencoba membuat usaha baru. Tidak harus dengan usaha yang
membutuhkan modal besar. Membuat kerajinan dari barang-barang bekas misalnya.
Siapa tahu itu semua bisa mengantarkanmu menjadi seorang pengusaha baru yang
tidak hanya menopang kehidupanmu sendiri, tapi juga bisa mencukupi nafkah orang
lain yang bekerja padamu.
Perjalanan belum berakhir
Sobat
BEMJ IAI, tak dapat dipungkiri bahwa lulus UN adalah salah satu bentuk
kesuksesan hidup di dunia. Kita tentulah bergembira atas itu. Bangga atas
keberhasilan yang telah diraih. Namun tahukah kalian, ada lagi sebenarnya jenis
kesuksesan yang jauh lebih membahagiakan daripada hanya sekedar kesuksesan
dunia. Mau tahu?
Jawabannya
adalah kesuksesan hidup di akhirat. Seindah apa pun kesuksesan hidup di dunia
berhasil kita raih, ketahuilah, itu semua tak akan bertahan lama. Paling banter
ia akan bertahan sepanjang jatah umur manusia. Begitu umur manusia berakhir,
maka berakhirlah segenap kesuksesan hidup di dunia itu.
Namun,
lain halnya dengan kesuksesan hidup di akhirat. Sekali kamu bisa meraihnya,
maka kamu akan terus menikmatinya, selamanya. Sebuah kesuksesan yang kekal
abadi. Ketika kamu sudah berhasil menjejakkan kaki di surga, maka kamu akan
terus merasakan kenikmatan yang ada di dalamnya, selamanya. Tak ada lagi batasan
usia, batasan umur.
Perlu
kamu ketahui, bahwa kesuksesan hidup di akhirat, tidak akan kamu dapatkan
kecuali dengan mempelajari dan mentaati ajaran Islam. Itu sebabnya, penting
bagi kamu ketika nanti sudah lulus sekolah, kuliah atau kerja, atau sedang
dalam proses mencari kerja, atau apa pun yang kamu lakukan, untuk senantiasa
ngaji alias belajar dan memperdalam Islam, mentaati apa yang telah kamu
pelajari tentang Islam, syukur-syukur bisa ikut mendakwahkan pengetahuan
keislaman yang kamu dapatkan dalam lingkungan di mana kamu tinggal (termasuk di
kampus dan tempat kerja)
So, apalah artinya kesuksesan dunia jika harus
mengorbankan kesuksesan akhirat. Apalah artinya jika ketika nanti kamu lulus
sekolah, berhasil mendapatkan pekerjaan, namun pekerjaan yang kamu dapatkan
adalah pekerjaan yang dimurkai oleh Allah Ta’ala. Bekerja dalam institusi
ribawi misalnya. Untuk apa? Jika kesuksesan dunia itu hanya akan mengantarkanmu
ke dalam api neraka.
Yuk,
jangan terlalu khawatir dengan persoalan rezeki. Karena sebenarnya yang
terpenting adalah melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan Allah kepada
kita serta menjauhi segala apa yang dilarangNya.
Maka
setelah setelah pengumuman hasil UN nanti, siapkah kamu untuk kembali
‘bertarung’ dalam ronde kehidupan selanjutnya? Mengejar dua jenis kesuksesan
ini dengan segenap kemampuan yang ada? Saya yakin, kamu (seharusnya) pasti
siap. Kalo belum siap harus disiapkan dengan bekal iman, takwa, ikhlas, ilmu
dan kerja keras. Semangat!
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
BEM Jurusan Ilmu Agama Islam UNJ
Entri Populer
-
TEKNIS ACARA LOMBA ESSAI NASIONAL Penyelenggara : Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Ilmu Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial Univers...
-
KPSDM itu apa ya? Singkatannya itu adalah Kaderisasi & Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa . Apaan tuh? Simpel. Intiny...
-
Penyusun: Ummu Ziyad Muroja’ah: Ust. Aris Munandar Pembahasan kali ini merupakan perinciaan dari artikel-artikel sebelumnya yang memb...
-
Assalaamu'alaikum para MABA JIAI yang insya Allah dimuliakan oleh Allah SWT :). ada kabar gembira nih.. mulai sekarang kalian mendapa...
0 komentar:
Posting Komentar